Rabu, 05 Agustus 2009
Lesson Study
Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning (Wahono, 2007).
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga bisa real time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tetapi forum diskusi pembelajaran bisa dilakukan secara online dan real time. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan waktu akses, inilah yang memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapan pun mahasiswa bisa mengakses sistem ini. Aktivitas-aktivitas pembelajaran ditawarkan untuk bisa melayani seperti pembelajaran biasa. Ada penyampaian materi yang berbentuk text yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada peserta didik.
E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas tetapi meningkatkan dan mengambil manfaat dari materi-materi dan teknologi pengiriman baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan e-learning, peserta didik akan lebih diberdayakan karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada guru tetapi beralih ke peserta didik. Dengan koneksi ke Internet, peserta didik punya akses ke berbagai sumber informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat individual sehingga mahasiswa yang aktif dan cepat menyerap materi pembelajaran akan bisa maju dengan lebih cepat.
Sebagai pedoman fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning adalah seperti di bawah. Contoh di bawah belum tentu melingkupi seluruh kebutuhan pengguna. Demikian juga belum tentu sebuah sistem e-Learning harus memasukkan semua fitur-fitur di bawah. Kembangkan sistem berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs).
1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
• Tujuan dan sasaran
• Silabus
• Metode pengajaran
• Jadwal pembelajaran
• Tugas
• Jadwal Ujian
Jumat, 19 Juni 2009
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Suatu instrumen baik tes maupun nontes harus memiliki bukti kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), hasilnya dapat dibandingkan, dan ekonomis. Ada lima sumber bukti validitas yang penting yaitu, bukti berdasarkan isi tes, bukti berdasarkan proses respons, bukti berdasarkan struktur internal, bukti berdasarkan hubungan dengan variable lain, dan bukti berdasarkan konsekuensi pengujian. Sumber bukti validitas tes akan dibahas secara berurutan pada bab ini.
Keandalan merupakan indeks yang menunjukkan tingkat keajegan atau konsistensi suatu tes. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesalahan hasil suatu tes yang berupa skor. Tes yang digunakan di berbagai tempat dengan tujuan yang sama, seperti tes hasil belajar, hasilnya yang berupa skor harus dapat dibandingkan antar tempat. Hasil tes ini juga harus dapat dibandingkan antar waktu untuk mengetahui perkembangan hasil belajar yang dicapai.
Tes yang baik harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah digunakan. Bisa saja dikembangkan tes yang sangat akurat hasilnya, namun pelaksanaannya memerlukan dukungan fasilitas dan kemampuan yang sulit dipenuhi. Oleh karena itu akurasi hasil suatu tes juga harus disertai dengan kemudahan penggunaannya.
ABSTRAK
Tesis ini berjudul “KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA” 2009.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh : 1) Motivasi kerja masih perlu peningkatan terus menerus sehubungan dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menitik beratkan pada motivasi kerja dan kompensasi dalam melaksanakan proses berlangsungnya pendidikan , sehingga akan berkontribusi pada kinerja mengajar guru di sekolah; 2) Masih ada guru yang memprioritaskan kompensasi sebagai tolak ukur, sehingga sangat berkontribusi pada peningkatan kinerja mengajar guru di suatu sekolah; 3) Kinerja mengajar guru akan banyak dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja dan kompensasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis membuat rumusan masalah 1) Bagaimanakah gambaran kinerja mengajar guru, tingkat motivasi kerja dan kompensasi di SMA ? 2) Bagaimanakah motivasi kerja berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru ? 3) Apakah kompensasi berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru?. 4) Bagaimanakah motivasi kerja dan kompensasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja mengajar guru ?.
Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif yang berkaitan dengan studi korelasional, yang diharapkan mampu menjawab permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data melalui uji koefisien korelasi product moment, uji determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis menyimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat kontibusi yang signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru SMA sebesar 52,8% artinya semakin baik motivasi kerja dalam melaksanakan pekerjaannya maka semakin meningkat kinerja mengajar guru di sekolah tersebut.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan dari kompensasi terhadap kinerja mengajar guru SMA sebesar 49,2 %, hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin adanya kompensasi secara memadai kinerja mengajar guru di sekolah akan meningkat.
3. Terdapat kontribusi yang signifikan dari motivasi kerja dan kompensasi terhadap kinerja mengajar guru SMA sebesar 60,4% artinya semakin baik motivasi kerja dan semakin adanya kompensasi maka kinerja mengajar guru akan meningkat.
Kata kunci : Motivasi kerja, Kompensasi dan Kinerja Mengajar Guru